Sang Pencerah Nusantara Untuk Indonesia

Nasional, Isukepri.com -Mengikuti jejak Indonesia Mengajar, kini hadir pula para pemuda penuh semangat untuk mengabdi di daerah terpencil, Pencerah Nusantara. “Ide Pencerah Nusantara muncul dari ajang Indonesia MDG Awards 2011,” ujar Staf Program Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, Tiara Prames Wulan yang ditemui ketika mendampingi Pencerah Nusantara di Puskesmas Kayu Putih, Jakarta Timur, 26 September 2012.

 Ajang penghargaan untuk pejuang isu-isu ‘Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs)’ itu dinilai berhasil menemukan pahlawan sejati di lapangan. Beranjak dari temuan tersebut, maka perlu ada pejuang-pejuang muda yang bisa juga menjadi pahlawan MDGs. “Ternyata banyak yang mau menjawab tantangan ini,” ujar Tiara,” Mereka pemuda yang idealis dan mau ditempatkan di daerah terpencil.”

Dari 1.043 pendaftar tahun ini, terpilihlah 32 Pencerah Nusantara sebagai angkatan pertama di 2012. Memang diakui Tiara, program ini mengambil konsep rekrutmen dari Indonesia Mengajar. Bahkan mereka menggunakan konsultan yang sama untuk menyaring peserta dari seluruh Indonesia. “Kami tidak mencari yang pintar semata, tapi juga pandai dalam berkomunikasi,” ia menambahkan.

Perbedaan utama dengan Indonesia Mengajar, yang terpilih pada program ‘Pencerah Nusantara’ adalah para pemuda dan pemudi dengan fokus kesehatan. Setiap daerah akan disambangi empat tenaga kesehatan yang memiliki kualifikasi dokter, perawat, bidan dan pemerhati kesehatan. “Biar ada komunikasi dua arah dari pasien dan tempat layanan kesehatan,” kata TIara. Sebab selama ini, komunikasi hanya terjadi ketika tenaga kesehatan mengobati pasien.

Sehingga masyarakat hanya mengunjungi Puskesmas, klinik atau rumah sakit, ketika mereka sakit. Padahal masa persiapan kehamilan, pra pernikahan hingga imunisasi sangat penting bagi kesehatan ibu dan anak. Itu adalah dua komponen utama yang menjadi target MDGs 2015 nanti. Untuk mempercepat pencapaiannya, maka program Pencerah Nusantara akan berlangsung selama tiga tahun. “Tapi mereka hanya wajib berada di daerah selama satu tahun,” kata Tiara.

Pada tahun pertama, propinsi yang akan ditempati antara lain Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, NTT, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Barat. “Itu adalah propinsi yang daerahnya perlu dibantu dan ada dukungan dari pemerintah daerahnya,”ujar Tiara. Dia mengakui Kementerian Kesehatan melalui skema Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) melakukan hal serupa. “Ini bukan program tandingan, ini juga tidak menunjukkan perbedaan,” katanya.

Pencerah Nusantara, ia melanjutkan, adalah program alternatif yang menggunakan pendekatan ilmu kesehatan komunitas dengan memanfaatkan anak-anak muda. Mereka akan ditempatkan di Puskesmas utama di kecamatan. Soal penggajian, semuanya ditanggung Kantor Utusan Khusus Presiden. “Kami mendapat banyak bantuan dari program CSR sejumlah perusahaan,” kata Tiara.

Selain gaji, kata salah satu Pencerah, Rahmad Aji Prasetya, tiap tenaga kesehatan juga dibekali dana khusus. “Dana ini yang harus kami kelola untuk program di wilayah penempatan, katanya. Apoteker alumnus Universitas Airlangga ini, memang menginginkan bisa bekerja di pelosok negeri. “Saya pengen mengabdi, pengen aja ke luar daerah, apalagi luar pulau,” ujar pria 23 tahun.

suprapto

Read Previous

Tungboat Harap Panjang Tabrak Dermaga Sungai Enam

Read Next

Mclaren Yakin Hamilton Bertahan