Pemimpin Ideal untuk Kota Tanjungpinang

OPINI, -Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertical-moral, yakni tanggungjawab kepada Allah Swt di akhirat nanti.

Seorang pemimpin akan dianggap lolos dari tanggungjawab formal dihadapan orang-orang yang dipimpinnya, tetapi belum tentu lolos ketika ia bertanggungjawab dihadapan Allah Swt. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapi merupakan tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman: “dan orang-orang yang memelihara amanah (yang diembankannya) dan janji mereka, dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itulah yang akan mewarisi surga firdaus, mereka akan kekal didalamnya” (QS.Al Mukminun 8-9).

Oleh karenanya, kepemimpinan mestinya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi dimaknai sebagai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan juga bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan untuk melayani dan mengayomi dan berbuat dengan seadil-adilnya. kepemimpinan adalah sebuah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak. Kepemimpinan semacam ini akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.( Mahmud Sutarwan Waffa).

Imam Al Mawardi dalam Al-ahkam Al sulthoniyyah-Nya memberikan beberapa kriteria seorang pemimpin yang ideal agar tampilnya pemimpin tersebut dapat mengantarkan suatu Negara yang adil dan sejahtera seperti yang diharapkan.

Seorang pemimpin harus mempunyai sifat adil (“‘adalah)

  • Memiliki pengetahuan untuk memanage persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
  • Sehat panca indranya seperti pendengaran, penglihatan dan lisannya. Sehingga seorang pemimpin bisa secara langsung mengetahui persoalan-persoalan secara langsung bukan dari informasi atau laporan orang lain yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Sehat anggota badan dari kekurangan. Sehingga memungkinkan seorang pemimpin untuk bergerak lebih lincah dan cepat dalam menghadapi berbagai persoalan ditengah-tengah masyarakat.
  • Seorang pemimpin harus mempunyai misi dan visi yang jelas. bagaimana memimpin dan memanage suatu Negara secara berstruktur, sehingga ada perioritas tertentu, mana yang perlu ditangani terlebih dahulu dan mana yang dapat ditunda sementara.
  • Seorang pemimpin harus mempunyai keberanian dan kekuatan. Dalam hal ini seorang pemimpin harus mempunyai keberanian dan kekuatan dalam menegakkan hukum dan keadilan.
  • Harus keturunan Quraisy. Namun menurut pandangan Ibnu Khaldun dalam Muqoddimah-Nya bahwa, hadits “Al Aimmatu min Quraisyin” (HR. Ahmad dari Anas bin Malik) tersebut dapat dipahami secara konstektual, bahwa hak pemimpin itu bukan pada etnis Quraisy-nya, melainkan pada kemampuan dan kewibawaannya. Pada masa Nabi Muhammad SAW orang yang memenuhi persyaratan sebagai pemimpin dan dipatuhi oleh masyarakat adalah dari kaum Quraisy. Oleh karena itu, apabila pada suatu saat ada orang yang bukan dari Quraisy tapi punya kemampuan dan kewibawaan, maka ia dapat diangkat sebagai pemimpin termasuk kepala Negara.

Pemimpin untuk Tanjungpinang

Ditanah melayu keragaman menjadi satu karena keragaman sudah mejadi denyut nadi kehidupan kota gurindam negri pantun, segala etnis, agama serta kebudayaan telah ter akulturasi menjadi satu sehingga sikap saling menghormati antara satu dengan yang lain sudah menjadi kultur positif yang tentunya harus tetap dipertahankan. dengan kesadaran itulah sampai dengan detik ini kita belum pernah mendengar atau melihat terjadi kisruh ataupun peperangan yang disebabkan unsur SARA seperti diderah lain. Kita patut bersyukur dan berbangga Tanjungpinang masih menjadi rumah yang nyaman bagi seluruh kalangan.

Tak terasa Sebentar lagi Tanjungpinang akan menggelar perhelatan akbar yaitu pergantian Tampuk Kepemimpinan (PILWAKO) pada 31 Oktober 2012 Mendatang. Tentu besar harapannya pergantian kepemimpinan ini tidak hanya sebagai sebuah ceremonial serta tontonan adu kekuatan antara Partai Politik yang ada, jauh dari pada itu pergantian kepemimpinan ini harus kita maknai sebagai sebuah evaluasi, mempertahankan hal yang sudah baik serta peningkatan kinerja yang jauh lebih baik kedepan tentunya.

Dari empat pasang calon Walikota yang bertarung hendaknya mampu tetap menjaga etika, ketertiban dan keamanan selama rangakian tahapan proses pemilihan Walikota berlangsung. Setiap calon harus mampu menghimbau Tim suksesnya masing-masing agar tidak melakukan hal-hal negatif yang tentunya meresahkan masyarakat. Jangan ada lagi unsur premanisme yang dilakukan perorangan maupun atas nama sekelompok orang. Bertarunglah secara Fair, berpolitiklah secara santun.

Pemimpin Tanjungpinang yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang yang mampu merangkul dan mengayomi seluruh golongan karena pemimpin bukan milik golongan tertentu saja, seorang pemimpin juga harus berempati kepada masyarakat sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakatnya. Selanjutnya pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang selalu turun ke lapangan bukan hanya duduk-duduk dikantornya saja. dengan turun kelapangan ini setidak tidaknya seorang pemimpin bisa melihat potret real masyarakatnya. Siapapun yang terpilih nantinya sebagai pemimpin baru kota tanjungpinang semoga mampu membawa kesejahteraan dan ketentraman serta mampu mempertahankan bahwa tanah melayu ini rumah bagi kita semua. Semoga !

Ivan Irifandi A.Md

Ketua Departemen Kaderisasi & Binsat

PD KAMMI Kepulauan Riau

Dan Anggota Komunitas Gerakan Kepri Gemar Menulis (GKGM)

Redaksi

Read Previous

Button Nilai Persaingan Hanya Milik Alonso Dan Vettel

Read Next

Potret Pembangunan Infrastruktur di Kepulauan Riau