Komunitas Merah Putih Gelar Sarasehan Perbatasan di Nongsa

Batam – Komunitas Merah Putih Kepulauan Riau mengelar sarasehan perbatasan di Nongsa, Batam (30/08). Kegiatan yang disejalankan dengan peringatan HUT RI ke-67 ini diadakan di SMK Negeri 6 Kota Batam.

Suprapto, Ketua Komunitas Merah Putih Kepulauan Riau mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa dan pemuda di perbatasan.

” Tantangan perbatasan di Kepulauan Riau sangat kompleks, hal ini karena Kepri berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malayisa dan Singapura yang jauh lebih maju, ” ungkap Suprapto.

KMP juga berharap, kedepan wilayah perbatasan menjadi beranda terdepan negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dengan dunia global. Apalagi Batam yang sangat berdekatan dengan negara tetangga. Tentunya banyak tuntutan yang harus dihadapi oleh generasi muda yang ada di perbatasan.

” Harus ada sinergi dalam pembangunan perbatasan. Kegiatan ini juga diharapkan mampu menampung aspirasi dari masyarakat perbatasan sehingga dapat menyamakan strategi dalam pembanguna perbatasan nantinya, ” ungkap Suprapto.

Pembangunan perbatasan melingkupi berbagai aspek baik dari segi pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik sosial. Jika semua potensi dan aspek dapat dijangkau maka pembangunan yang dicita-citakan akan tercapai.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Sukardi – Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan, Surya Makmur Nasution – Anggota DPRD Kepri Komisi II Bagian Anggaran, John Hendri – Camat Nongsa dan M. Zaenuddin Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaa Politeknik Batam.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 400 siswa dan tamu undangan ini membahas mengenai potensi-potensi perbatasan di kepri sekaligus membangun semangat Nasionalisme di Perbatasan.

Surya Makmur Nasution mengatakan bahwa Nasionalisme merupakan produk budaya bangsa yang harus dijaga. Semangat serta nilai-nilai Nasionalisme diperbatasan harus senantiasa di pupuk.

” Generasi muda di perbatasan merupakan aset masa depan bangsa. Indonesia bukan negara gagal. Jika Nasionalisme kuat maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat, ” ungkap Surya.

Surya juga mengatakan bahwa keberagamaan dan keberbhineka tunggal ikaan merupakan kekuatan bagi Indonesia. Dia juga meningatkan kepada semua generasi muda sebagai anak bangsa harus berfikir kedepan untuk kemajuan bangsa dan negara.

” Saat ini kita miris, sudah cukuplah anak-anak bangsa yang menjadi korban-korban kekerasan baik aksi terorisme dan kekerasan lainnya, Seharusnya keberagaman menjadi perekat dan kekuatan bukan malah menjadi perpecahan, ” ujarnya.

Kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang dapat dengan mudah diadopsi oleh masyarakat diperbatasan menjadi PR bersama.

Badan Pengelola Perbatasan Kepulauan Riau saat ini telah mendata semua potensi-potensi serta permasalahan yang ada di perbatasan, baik peningkatan fisik maupun pemberdayaan masyarakat perbatasan.

” Saat ini kita sedang fokus pada pendataan potensi serta kebutuhan di wilayah Perbatasan, dalam hal ini sangat penting peran serta dari semua elemen dalam memberikan informasi kepada kami terkait perbatasan terutama perangkat kecamatan hingga kelurahan atau desa,” ungkap Sukardi.

Kecamatan Nongsa masuk pada Lokasi Prioritas (LOKPRI) pembanguan perbatasan tahun 2014. Sukardi menambahkan bahwa pembangunan perbatasan tidak hanya mentok pada pulau yang terletak diperbatasan. Wilayah pesisir juga akan menjadi prioritas dalam pembangunan perbatasan.

John Hendri, Camat Nongsa mengatakan bahwa banyak potensi perbatasan yang dapat dikembangkan di Nongsa. Seperti pulau Nongsa putri yang hanya berjarak 13 Km dari Changi Airport. Keberadaan PLTU Tanjung Asuh juga menjadi unggulan untuk peningkatan wilayah perbatasan.

” Insya Allah dalam waktu dekat, Pulau Nguan akan  dialiri listrik dari interkoneksi Batam-Bintan, ” ujar Jhon Hendri.

Permasalah perbatasan di Nongsa hingga saat ini adalah jaringan telekomunikasi yang masih didominasi oleh jaringan luar seperi Sing-tel Singapura.

” Masyarakat masih mengeluhkan terkait jaringan Singapura yang masuk ke wilayah perbatasan. Hal ini merugikan masyarakat karena tidak dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan masksimal, ” ungkapnya.

Kegiatan yang mengambil tema ” Dengan Semangat HUT 17 Agustus 45 Kita Mantapkan Strategi Pemberdayaan Potensi Masyarakat Perbatasan dalam Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ” ini juga disejalankan dengan pemberian beasiswa kepada 20 siswa yang kurang mampu dan berprestasi di perbatasan. Pihak Kepala Sekolah SMKN 6 Batam, Nursa”‘bani sangat mengapresiasi kegiatan Merah Putih di Perbatasan ini.

” Kami sangat terhormat karena dijadikan sebagai tua rumah kegiatan sarasehan ini, kita berharap kedepan generasi muda dapat menjaga perbatasan dan keutuhan NKRI ” ungkapnya.

Pemaparan narasumber dari Camat Nongsa, Jhon Hendri
Pemaparan narasumber dari Camat Nongsa, Jhon Hendri
Penyerahan beasiswa kepada siswa di perbatasan
Foto bersama narasumber, Dokumentasi foto bersama narasumber. Dari kiri Cahya Sumirat-Ketua Pelaksana, M. Zaenuddin – Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan politeknik Negeri Batam, Drs. Sukardi – Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan, Jhon Hendri – Camat Nongsa, Surya Makmur Nasution – Anggota DPRD Kepri, Nursa’bani, M.Pd – Kepala Sekolah SMKN 6 Batam dan Suprapto, ST – Ketua Komunitas Merah Putih Kepulauan Riau.

suprapto

Read Previous

Andres Iniesta Pemain Terbaik Eropa Musim 2011-2012

Read Next

Surjadi : Jangan Ikut Paham-paham Radikal