Hari Ini, Menteri Perindustrian Kunjungi Kinema dan Citra Tubindo

BATAM, IsuKepri. Com — Dijadwalkan Jumat (6/7/2012) hari ini, Menteri Perindustrian, MS Hidayat akan mengunjungi Kinema dan Citra Tubindo Engineering (CTE) Batam. Selain Menteri Perindustrian, rencananya juga hadir Dirjen Eselon I Kementerian Perindustrian, Dirjen Bea Cukai, Dirjen BPH Migas, Wakil Menteri Perindustrian dan seluruh perusahaan yang bernaung dalam Gabungan Usaha Penunjang Minyak dan Gas Bumi (Guspen Migas).

Bambang Yulianto, Deputi Direktur Eksekutif Guspen Migas menyatakan, terdapat sejumlah agenda dalam kunjungan Menteri Perindustrian ke Batam. Diantaranya dialog dengan kalangan pelaku industri penunjang migas dan kunjungan ke Kinema dan PT Citra Tubindo Engineering (CTE) Batam.

“Kesempatan diskusi akan dimanfaatkan Guspen Migas untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang dirasakan pelaku industi penunjang migas di Indonesia,” kata Bambang didampingi Hartono dari Kementerian Perindustrian di Nongsa Point Marina, Kamis (5/7/2012).

Bambang berharap, diskusi dapat menghasilkan solusi dalam rangka optimalisasi potensi dan daya saing. Terutama terkait keunggulan teknologi dan potensi yang dimiliki perusahaan dalam negeri.

“Terdapat 14 asosiasi yang tergabung dalam Guspen Migas ini. Diantaranya Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (Gapenri), Asosiasi Pengeboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI), Asosiasi Produsen Pipa Pemboran Migas Indonesia (Apropipe) dan lainnya,” ungkap Bambang.

Menurut Bambang, industri migas di Indonesia saat ini dihadapkan banyak persoalan baik eksternal dan internal. Persoalan eksternal diantaranya melambatnya ekonomi Amerika dan luar negeri.

Sedangkan persoalan internal, diantaranya terkait tingginya konsumsi dalam mengamankan perdagangan. Sementara di Indonesia arahnya ke liberalisasi yang berdampak ke utilisasi.

“Kalau utilisasi dengan pengembangan industri migas yang ada dalam negeri, efeknya ke daya saing. Kita bisa tidak akan memiliki daya saing,” katanya.

Bambang menjelaskan, Batam sangat strategis bagi masuknya impor dan transhipment. Ini akan berdampak pada lonjakan impor dan transhipment ilegal yang bisa membuat pasar ekspor terganggu.

“Batam dulu dirintis bagi basis tmbuhnya industri penunjang migas. Sehingga letak strategis Batam bisa dipakai sebagai logistic base, baik bagi industri penunjang migas Indonesia maupun untuk skala ekspor,” tambahnya.

Masalah lain terkait pasokan gas, misalnya perusahaan asing yang lebih tertarik berinvestasi ke negara tetangga dalam logistic base. Persoalan di Batam lebih disebabkan adanya beban fiskal dan birokrasi yang panjang.

Sementara itu, Assistant Head of Studio and Head of VFX Infinite Studios PT Kinema Systrans Multimedia Leo Hartadi menyatakan, dalam kunjungannya ke Kinema, Menteri Perindustrian akan melihat langsung berbagai aktivitas dan fasilitas yang dimiliki PT Kinema. Kinema merupakan satu-satunya industri animasi yang ada di Batam dan Indonesia serta pemain utama dalam industri animasi di Asia Tenggara.

Sebagai rumah produksi serial televisi (TV) dan layar lebar, sejumlah animasi telah digarap oleh Kinema. Seperti “‘Show Garfield”‘, “‘Leonard / Dr.Contraptus”‘, memberikan “‘Lucky Luke”‘, Tatsumi dan “‘Franklin & Friends”‘. Pada awal berdiri 2005 lalu, perusahaan tersebut hanya memiliki kurang dari 5 karyawan.

“Saat ini, jumlah karyawan sudah mencapai sekitar 200 orang. Kinema dan IFW Studios akan memperluas bisnis untuk mencakup produksi live action,” kata Leo.

Dari Kinema, Menteri perindustrian akan melanjutkan kunjungan ke PT. Citra Tubindo Engineering, perusahaan multinasional yang memproduksi minyak dan gas. Perusahaan ini didirikan pada 1975 dengan produksi berbagai macam bahan gas dan minyak. (eki)

iwan

Read Previous

Pagu Raskin Batam, 3.949.050 Kg untuk 37.610 RTS

Read Next

Oz The Great and Powerful, Prekuel dari The Wizard of Oz