GENERASI BARU INDONESIA

Sudah terlalu banyak permasalahan yang terjadi dilingkungan kita. Akhir-akhir ini, semua orang di Negara kita tidak henti-hentinya membahas kebobrokan Bangsa. Mulai dari kaum cendikiawan, sampai dengan pasukan kuning penyapu jalan, bahkan pengemis-pun, dapat berbicara lancar jika diajak untuk membahas problematika sosial yang sedang berlangsung didepan mata kita sehari-hari. Sebenarnya permasalahan-permasalahan itu bukanlah hal yang terlalu rumit, meski tidak mudah untuk mengatasinya. Dibutuhkan kemauan, keberanian, pengetahuan dan dukungan berupa tindakan nyata, bukan sekedar wacana dan slogan di iklan media massa yang hanya menghabiskan anggaran besar. Lalu bagaimana cara mengatasinya, apa solusi konkritnya, bung?

Kita harus mempersiapkan “Generasi Baru”, demikian kata bang tarmizi, seorang seniman melayu yang sudah melanglang buana dan menghasilkan karya-karya nyata yang dapat kita contoh perbuatannya. Pertanyaannya adalah, generasi baru yang seperti apa yang harus kita persiapkan untuk melanjutkan eksistensi manusia sebagai khalifah fil ardh, yang benar-benar mampu hidup dan menjaga diri sendiri, orang lain dan alam sekitar, dimanapun ia berada. Manusia-manusia yang tidak lagi mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok dan golongannya saja. Tetapi manusia yang hidup dengan kepedulian terhadap sesama.

Demikianlah, bertepatan dengan peringatan “hari anak nasional” (23/7) tahun ini, Garuda Muda Indonesia, mengajak kaum muda untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menggantikan tampuk amanah kepemimpinan di kehidupan sosial kita. Ingatlah, Jalan kita masih panjang, aku namakan jalan kita ini sebagai “jalan garuda”. Bukan, jalan kita bukanlah jalan mereka. Tidak perlu-lah kita berebut tahta, cukup mengabdi, biarlah Allah SWT yang memberi makna. Demikianlah pesan yang selalu disampaikan oleh kader “Garuda Muda Indonesia”. Kepada setiap pemuda yang mengikuti pelatihan perkaderan di GMI. Organisasi Kepemudaan yang di deklarasikan di Kota Batam, 15 Desember 2011 yang lalu. Sebuah wadah bagi pemuda yang benar-benar muda, yang memiliki panggilan jiwa untuk mengambil peran guna mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia dan berupaya meningkatkan kualitas kehidupan pemuda yang suatu ketika nanti akan mendapatkan giliran sebagai penerus peradaban.

Guna mencapai tujuan Garuda Muda Indonesia (GMI) yaknitTerbinanya pemuda nasionalis yang berkarakter baik, memiliki intelektual quotient maju, spiritual quotient yang berimbang dan aktif dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Maka melalui Pelatihan Pengembangan Karakter Pemuda Indonesia (PPKPI), kader-kader GMI berupaya menyebarkan semangat Nasionalisme dan pemahaman kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional kepada pemuda, dimanapun mereka berada.

Bukannya tidak ada pekerjaan lain, tetapi saat melihat pola pembinaan pemuda yang dikembangkan oleh Pemerintah kita belakangan ini, yang lebih mengedepankan nilai-nilai hedonisme, membuka peluang perilaku konsumtif dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan, di kalangan pemuda. Hal itu mengharuskan kader GMI untuk mengambil peran, dengan terjun langsung kelapangan, bersentuhan dengan kehidupan pemuda.

Lihat saja Amerika Serikat (AS), Negara super power yang akhir-akhir ini diguncang oleh berita tidak sedap akibat kasus penembakan di sebuah gedung bioskop di Aurora, dekat Kota Denver, Negara Bagian Colorado, saat pemutaran perdana film batman. Bahkan ada warga negara Indonesia yang juga ikut menjadi korban. Alasannya sangat luar-biasa, hanya karena si penembak merasa dia adalah si joker, tokoh jahat musuh batman di film yang sedang ditayangkan saat itu.

Demikian besar pengaruh media terhadap pola hidup masyarakat di lingkungan sosialnya, karena sifat dasar manusia yang senantiasa ingin lebih baik, selalu ingin menjadi yang terbaik, tidak pernah puas. Sehingga mereka berupaya untuk meniru apa-pun yang menurut mereka baik. Tentunya mereka belajar dari apa yang mereka lihat, yang mereka dengar dan yang mereka rasakan di kehidupan sehari-hari.

Demikian pula di Negara kita, Indonesia. Lihat saja tayangan acara yang disuguhkan oleh televisi yang kita konsumsi setiap hari. Acara gosip artis yang kawin-cerai-lah, tayangan musik yang menampilkan “boy band” dan “girl band” yang pakaiannya tidak mencerminkan kebudayaan Bangsa Indonesia yang senantiasa menjaga sopan santun kepada orang lain, apalagi ini dimuka umum. Bahkan acara tersebut ditayangkan di jam-jam berkumpulnya keluarga, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua orang, termasuk anak kecil. Bahkan cerita yang disuguhkan di sinetron-sinetron pun lebih banyak contoh buruknya daripada pesan moral positif yang dapat diambil dari tayangan tersebut.

Bukannya mengada-ada, kami berani berpendapat demikian, karena realita di lapangan seperti itu. Bagaimana pula dengan Provinsi Kepulauan Riau ini. Pimpinan daerah kita, melalui satuan kerja perangkat daerah (SKPD)nya, lebih cenderung untuk mendukung kegiatan-kegiatan hedonis, contohnya saja kegiatan modeling yang dikemas apik dengan berbalut unsur budaya, sebagai kamuflase. Padahal, sampai sekarang tidak ada bukti nyata manfaat kegiatan yang demikian itu terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat secara luas. Mereka (oknum pimpinan daerah), lebih senang menghadiri pembagian piala bergilir di acara ceremonial seperti itu, dari pada berbagi pengalaman di kegiatan pelatihan kepemudaan yang bersifat edukasi. Kalaupun datang, harus pelatihan di hotel-hotel mewah, di ruangan sejuk dengan sound system yang bagus. Tidak semua memang, tetapi mayoritasnya seperti itu. Alangkah indahnya andai pemimpin daerah di negeri kita ini lebih sering berbagi pengalaman dengan kaum muda, yang suatu ketika nanti akan menggantikan mereka sebagai pemimpin, sebagai ulil-amri, yang akan memimpin bangsanya untuk hidup dengan memanusiakan manusia.

Kegiatan orientasi pelatihan pengembangan karakter pemuda Indonesia di program MOS SMAN 3 Kundur, Kabupaten Karimun beberapa waktu yang lalu (Foto GMI/isukepri.com)

suprapto

Read Previous

Kontrak Politik, Bukti Keseriusan Nizar-Rudi untuk Rakyat

Read Next

10 Teknologi Militer yang Menakjubkan