Al Mardhotillah, Masjid Diantara 9 Makam Tua

BATAM, IsuKepri. Com — Masjid Al Mardhotillah terletak di jalan Duyung, Bukit Abdullah Jodoh, Kecamatan Batu Ampar. Rumah ibadah ini berdiri di sekitar lokasi sembilan makam tua bersejarah.

Diantara makam tersebut adalah makam syeikh Abdul Wahyu Mangku Alam dan Sa”‘id Umar yang dibangun pada 1929. Kedua tokoh ini di kalangan masyarakat melayu dikenal dengan sebutan wak guru dan diduga berasal dari negeri seberang, Selangor-Malaysia.

Warna putih dan kuning muda, ciri khas warna melayu menyelimuti seluruh bangunan masjid dan makam. Pembangunan masjid ini dilakukan paska berakhirnya berbagai penggusuran yang dilakukan di Bukit Abdullah, tahun 2002 dan diresmikan pada 18 Januari 1984 lalu.

Sebelumnya, masjid ini hanyalah sebuah musholla kecil berdindingkan papan kayu dan beratapkan seng. Merupakan satu-satunya rumah ibadah warga sekitar yang saat itu berjumlah sekitar 60 kepala keluarga.

Makam yang terletak di sebelah kanan, kiri dan belakang masjid ini juga sering didatangi peziarah. Tidak hanya warga Batam, namun juga warga dari negeri seberang seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Para peziarah ini datang berkunjung, terutama pada hari-hari besar Islam. Kedatangan mereka pun dengan berbagai keganjilan, seolah ada yang menggerakkan mereka untuk datang ke tempat itu.

Keganjilan ini diketahui sewaktu para peziarah ditanya warga setempat, siapa yang memberi tahu tempat tersebut. Diantara mereka ada yang mengaku adanya seseorang yang menyuruh melalui mimpi, dorongan yang kuat di dalam batin untuk mendatangi makam tersebut dan alasan ganjil lainnya.

Abdullah Tamin (60) tokoh masyarakat Bukit Abdullah menuturkan, kawasan sekitar masjid dan makam tersebut banyak menyimpan segudang misteri. Tidak bisa sembarangan orang mengganggu atau bertindak sembrono di sekitar kawasan Bukit Abdullah.

“Pernah dulu waktu ramai-ramainya penggusuran, beberapa alat berat yang digunakan banyak yang rusak dengan sendirinya”, ungkap tokoh masyarakat Bukit Abdullah

Misteri di sekitar masjid dan makam Bukit Abdullah juga dinyatakan oleh Siagian, warga setempat. “Pernah dulu ada anak yang kerasukan, akibat kencing sembarangan di sekitar makam. Setelah disuruh meminta maaf, baru anak tersebut sembuh,” ujarnya.

Kawasan Bukit Abdullah pernah mengalami beberapa kali penggusuran akibat adanya pembangunan jalan dan kawasan Jodoh. Mulai dari penggusuran paksa pada tahun 1986/1987 dan berlanjut hingga 2002. Akibat terjadinya penggusuran, berdampak pada bergesernya tugu dan lokasi bangunan masjid. (eki)

iwan

Read Previous

Wawako Resmikan Kantor BWI Perwakilan Batam

Read Next

Karang Taruna Kepri Siap Turun ke Masyarakat