Nipah ke Depan, Ekonomi Turut Jadi Andalan

BATAM, IsuKepri.Com — Sabtu (2/6/2012) sekitar pukul 15.15 WIB, KRI Diponegoro 365 merapat di dermaga Pulau Nipah, Batam, Kepulauan Riau. Kapal pertama dari Korvet buatan Belanda tahun 2005 ini, membawa rombongan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Pulau Nipah.

Didampingi Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono dan Gubernur Provinsi Kepri, Muhammad Sani dan sejumlah pejabat negara lainnya, SBY menginjakkan kaki untuk pertama kali di pulau seluas 3,6 hektar itu. Pulau yang nyaris tenggelam, sebelum akhirnya direklamasi dan diresmikan Megawati Soekarnoputri saat masih menjabat sebagai Presiden RI pada 20 Februari 2004 silam.

Pulau Nipah berada di Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan internasional dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur menuju kawasan dunia lain. Sebanyak 90 prajurit TNI, terdiri dari 60 marinir (Angkatan Laut) dan 30 TNI Angkatan Darat disiagakan di Pulau Nipah.

Kini, pulau yang dekat dengan Singapura ini menjadi pos depan NKRI yang memiliki arti strategis bagi pertahanan dan menjaga keamanan perairan di Selat Malaka atau kawasan sekitarnya. Meliputi keamanan dan penegakan hukum, terutama dalam menghadapi kejahatan internasional.

Memiliki posisi yang strategis di jalur perdagangan internasional, Pulau Nipah tak hanya menjadi pos depan bagi pertahan dan keamanan NKRI. Ke depan, Pulau yang masuk dalam 19 pulau terluar di Provinsi Kepri ini juga akan dikembangkan sebagai kawasan ekonomi.

Pengembangan Pulau Nipah sebagai kegiatan ekonomi disampaikan Presiden SBY setelah mendapat penjelasan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Tjitjip Soetardjo. Mengingat, kawasan Batam, Bintan, Karimun, Singapura dan Johor merupakan kawasan ekonomi dan usaha.

“Kita ingin memanfaatkan letak yang strategis ini untuk kepentingan ekonomi kita. Namun demikian, Nipah kita bangun, kita rancang memang untuk gugus depan pertahanan kita,” SBY menegaskan.

Sementara itu, Sharif Tjitjip Soetardjo menambahkan, Pulau Nipah bisa dikembangkan sebagai pusat logistik bagi kapal-kapal yang mau masuk Singapura. Selain itu, Pulau Nipah juga akan menjadi etalase perikanan Indonesia. Sehingga Pengusaha Singapura bisa membeli beragam jenis ikan di Pulau Nipah.

“Aktifitas ekonomi di pulau terluar kita cocokkan dengan potensi yang bisa dikembangkan di pulau itu,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY menyampaikan keterangan pers, menjelaskan apa saja yang dilakukan delegasi Indonesia dalam kunjungan kerja sejak 31 Mei 2012. Diawali dengan keberangkatan delegasi Indonesia menuju Bangkok, Thailand untuk mengikuti World Economic Forum on East Asia.

“Forum ini merupakan forum rutin bagi peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan bisnis, utamanya investasi,” jelas Presiden SBY.

Presiden SBY menghendaki, melalui kerja sama di kawasan ini, ASEAN maupun kerjasama yang lebih luas, Indonesia mendapatkan keuntungan yang riil. “Tahun lalu forum serupa kita laksanakan di Jakarta, tahun ini di Bangkok. Besar harapan kita, dengan aktif kita menyelenggarakan forum seperti ini maka akan tercipta peluang untuk kerja sama yang lebih luas, Indonesia dengan pihak manapun,” SBY menerangkan.

“Esok harinya, kemarin berarti, saya melaksanakan pertemuan bilateral dengan PM Thailand, Yang Mulia Yingluck. Dalam pertemuan bilateral telah dibahas agenda untuk meningkatkan kerja sama Indonesia-Thailand, antara lain yang menjadi prioritas adalah peningkatan investasi dan perdagangan, peningkatan kerja sama di bidang pertanian termasuk perikanan dan ketahanan pangan, kerja sama di bidang energi termasuk energi terbarukan, kerja sama pariwisata, dan people-to-people contact,” tambahnya.

Menurut Presiden SBY, kerja sama dengan Thailand penting, dan kedua negara sepakat untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, ketahanan pangan termasuk perikanan. Mengingat Thailand adalah pengekspor makanan pada tingkat yang tinggi pada tingkat dunia.

“Dengan kerja sama yang baik, kita akan bisa meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian kita. Oleh karena itu, kerja sama yang akan kita tingkatkan termasuk research development and innovation,” ujar SBY

Selanjutnya, delegasi Indonesia melanjutkan perjalanan ke Singapura, menghadiri Shangri-La Dialogue. Presiden SBY mendapat kehormatan untuk menjadi pembicara kunci (keynote speaker) di hadapan forum yang dihadiri komunitas pertahanan sedunia, bukan hanya Asia.

“Kesempatan yang baik bagi Indonesia, untuk menyampaikan visi, cara pandang, kebijakan kita, dan bagaimana Indonesia mengajak bangsa-bangsa di Asia Pasifik khususnya untuk menjaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan kita,” jelasnya.

Di Singapura, SBY juga melakukan pertemuan atas permintaan pihak Amerika Serikat, melaksanakan pertemuan dengan Senator McCain dan Senator Liberman. Mereka mendiskusikan kerja sama bilateral Indonesia-AS yang juga memiliki kemajuan yang baik. Sekaligus bertukar pikiran tentang situasi politik, ekonomi, dan keamanan, utamanya di kawasan kita sendiri, di Asia, dan juga di Timur Tengah.

“Saya mendengarkan harapan dari kedua senator itu agar Indonesia juga ikut berperan aktif untuk berbagi pengalaman tentang demokratisasi, demikian juga aktif berperan untuk menjaga harmoni antar peradaban. Tentu itu yang sudah kita lakukan dan akan terus kita lakukan sebagai kontribusi kita bagi masyarakat dunia,” kata Presiden SBY.

Setelah itu, untuk pertama kalinya Presiden SBY bertemu dengan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam setelah dilantik. Beliau adalah sahabat lama saya. Ini kesempatan yang baik bagi kami berdua untuk berkomitmen terus meningkatkan kerja sama, persahabatan dan kemitraan kedua negara. Kemudian siang tadi, kegiatan bilateral kami akhiri dengan pertemuan dengan PM Lee Hsien Loong yang sebelumnya pernah bertemu di Bogor, tandas SBY.

Dari Singapura, SBY melanjutkan kunjungan kerjanya ke Pulau Nipah. Dalam kunjungannya, SBY juga meninjau pulau dan barak prajurit serta melakukan penanaman pohon Waru dan Jati Londo. Ikut mendampingi SBY, Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono, Gubernur Provinsi Kepri, Muhammad Sani, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Tjitjip Soetrdjo, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menkopolhukam Djoko Suyanto.

Kehadiran SBY dan rombongan disambut Korps Marinir TNI AL dan satuan tugas Pengamanan Pulau Nipah. Serta Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo, Kepala Kejati Kepri, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Ketua BP Batam Mustofa Widjaja, Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi, Ketua DPRD Batam Surya Sardi. Sekitar satu jam melakukan peninjauan, SBY dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Lagoi, Pulau Bintan menggunakan ferry Dumai Express Line-1. (eki)

iwan

Read Previous

BEM STIKES Ibnu Sina adakan Seminar HIV/Aids

Read Next

Mendagri Tinjau Pelaksanaan e-KTP