Kualitas Penduduk Memprihatinkan

BATAM, IsuKepri.Com — Kualitas penduduk Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas indeks pembangunan manusia (IPM) yang berada diurutan 124 diantara 187 negara di dunia.

“Sedangkan di tingkat Asean, IPM Indonesia berada di tengah-tengah, masih kalah dengan Vietnam,” ungkap Deputi Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN, Hardiyanto dalam Penyusunan Petunjuk Teknis program BKKBN di Hotel Amir Jodoh, Batam, kemarin.

Hardiyanto menjelaskan, ada 3 ukuran indikator IPM, yakni pendidikan, kesehatan dan pendapatan. Dari sisi pendidikan, rata-rata bersekolah masyarakat Indonesia adalah 5,8 tahun. Artinya, tidak sampai tamat Sekolah Dasar (SD), sehingga tidak bisa bersaing dalam hal tenaga kerja di tingkat internasional.

“Pendidikan sangat menentukan IPM,” katanya.

Sementara dari sisi kesehatan, salah satunya diukur berdasarkan angka kematian ibu melahirkan. Dimana salah satu target Milenium Development Goals (MDGs), angka kematian ibu melahirkan adalah 102/100 ribu. Artinya, target maksimal sebanyak 102 ibu yang meninggal dalam 100 ribu angka kelahiran. Sementara posisi saat ini, adalah 228/100 ribu atau melebihi angka kematian ibu melahirkan negara lain, seperti Malaysia yang hanya 168/100 ribu.

Menurut Hardiyanto, terdapat 4 penyebab atau dikenal dengan istilah 4T tingginya kematian ibu melahirkan. Yakni terlalu muda wanita hamil atau melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu rapat jarak melahirkan.

“Persoalan kependudukan di tanah air saat ini sangat serius. Sebab berbagai aspek mengikutinya, tidak hanya faktor kualitas saja tapi juga masalah kuantitas (jumlah) dan ketersebaran,” jelasnya.

Deputi ADPIN BKKBN, Hardiyanto kepada IsuKepri.Com menyebutkan, untuk mengendalikan tingginya pertumbuhan penduduk, BKKBN melakukan kerjasama dengan TNI. Kerjasama dengan TNI dalam pengendalian penduduk memiliki dampak yang positif. Sebagaimana kerjasama yang dilakukan pada Mei hingga Oktober 2011 lalu, terjadi peningkatan tren kepesertaan KB mencapai 40 hingga 50%.

“Angka kepesertaan KB aktif saat ini hanya berkisar antara 61 hingga 62 orang per 100 wanita usia subur. Target kita naik mencapai 68 peserta aktif,” katanya.

Dalam tupoksinya, jelas Hardiyanto, TNI selain menjaga pertahanan negara juga akan melakukan bhakti sosial (bhaksos). TNI dinilai memiliki sumber daya manusia yang luar biasa dengan sarana dan fasilitas yang lengkap, seperti dokter dan rumah sakit beserta peralatannya.

Untuk menunjang kerjasama ini, BKKBN juga akan memberikan orientasi kepada Babinsa. Sehingga nantinya Babinsa dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya KB.

Sementara itu, Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widyatmo menegaskan, masalah kependudukan akan menjadi isu yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas penduduk. Kerjasama dengan BKKBN, merupakan upaya TNI sebagai komponen bangsa dalam berperan bagi pembangunan nasional mengenai masalah kependudukan.

“Jumlah penduduk yang besar, selain modal bagi pembangunan juga berpotensi menimbulkan kerawanan,” katanya.

Bagi TNI, menurut Nugroho, kerjasama ini sangat positif dan memang TNI harus berperan. Terutama untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan penduduk.

Ini merupakan permasalahan mendasar yang harus mendapat perhatian besar. Kalau tidak, maka akan terjadi ledakan penduduk yang bisa menimbulkan masalah besar bagi bangsa Indonesia.

“Namun tidak semua komponen bangsa berfikir ke depan. Untuk memikirkan bangsa Indonesia ke depan, sekaranglah saatnya. Masih banyak kampanye yang dilakukan dalam Pilkada tidak pernah mengkampanyekan mengenai KB, padahal ini perlu perhatian pemerintah daerah,” imbuhnya.

Melalui kerjasama ini, nantinya Babinsa akan diberikan pelatihan teknis oleh BKKBN. Meskipun mereka merupakan bintara, namun mereka adalah prajurit yang terdidik.

Babinsa merupakan prajurit yang bisa mensosialisasikan program KB ke masyarakat. Dan hasilnya ada perbedaan antara yang terjamah dengan yang tidak.

“Sekarang sudah berjalan dan akan di fokuskan, karena Babinsa berinteraksi langsung dengan masyarakat,” pungkasnya. (eki)

iwan

Read Previous

Sepakbola, Wartawan Batam Bantai Malaysia 3:1

Read Next

Tripartit Kembali Bahas Ketenagakerjaan Batam