Beasiswa Yang Menui Konflik

Menindak lanjuti tentang permasalahan bantuan biaya pendidikan atau yang akrab didengarkan dan dibicarakan adalah permasalahan beasiswa untuk mahasiswa. Ini lah yang sekarang santer dibicarakan dikalangan mahasiswa yang khususnya berdomisili di Provinsi Kepulauan Riau. Ada yang senang dikarenakan permohonannya diakomodir dan tak sedikit pula ada yang marah dikarenakan permohonannya tidak terakomodir. Bermacam dan berbagai cara untuk mendapatkan beasiswa ini, ada yang dengan cara klasik seperti menggertak para pemegang tampuk kekuasaan agar mendapatkan rekomendasi, ada dengan cara pendekatan persuasif dan tak jarang dengan cara nepotisme.

Mari kita melirik UUD 1945 dalam pembukaannya memang benar mengatakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta UUD 1945 BAB XIII pasal 31 jelas mengatakan bahwasanya setiap warga Negara mempunyai hak dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Dipertegas lagi dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab IV Hak Dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, Dan Pemerintah. Bagian Kesatu Hak Dan Kewajiban Warga Negara Pasal 5, serta Bagian Keempat Hak Dan Kewajiban Pemerintah Dan Pemerintah Daerah Pasal 11 dan Bab V Peserta Didik Pasal 12. Ini sudah jelas menerangkan tentang hak dan tanggung jawab serta kewajiban masing – masing Baik itu pemerintah maupun peserta didik atau masyarakat.

Berbicara tentang permasalahan diskriminatif, lebih mengutamakan putra putri daerah. Saya rasa merupakan sebuah kewajaran, Karna setiap daerah kabupaten kota serta provinsi yang lain sudah memiliki APBD masing-masing. Apakah mungkin kita harus lebih mementingkan orang luar ketimbang putra daerah?

Berbicara tentang permasalahan transparansi penyaluran beasiswa tahun anggaran 2012 ini, jelas dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepri saya nilah sudah sangat transparan. Baik lewat media cetak maupun media online.

Berbicara tentang permasalahan Nepotisme. Nah ini lah hal yang sangat rumit jika ingin dibicarakan. Anak saya, organisasi saya, sanak family saya dan ada juga yang saya takuti
, ini lah bahasa yang akan timbul jika kita pertanyakan kepada para pemegang kebijakan dalam permasalahan beasiswa ini. Beasiswa untuk mahasiswa ini sangat lah riskan, karna berhubungan dengan banyak orang dan kelompok – kelompok intelektual.  Hal ini lah yang menimbulkan sebuah pemikiran negative jika tidak dibuktikan dengan serius dan penuh keyakinan.

Nah, hari ini saya melihat pergerakan mahasiswa kepri yang mempertanyakan tentang permasalahan beasiswa ini agak sedikit menggelitih kerongkongan saya untuk berkomentar. Saat ini banyak pergerakan – perkerakan mahasiswa dihampir setiap daerah mempertanyakan tentang permasalahan dugaan korupsi, penindasan terhadap masyarakat dan kebijakan pemerintah yang mengenepikan kepentingan masyarakat miskin.

Di Provinsi Kepri ini malah mahasiswa turun kejalan untuk mempermasalahkan masalah dana beasiswa. Alangkah membuat temen – temen mahasiswa pergerakan  yang lain tertawa?? Apa, karena beasiswanya tidak keluar atau karena ada dugaan kongkalikong dalam proses penetapan penerima beasiswa atau malah murni menuntut transparansi???

Saya pertegas sekali lagi, saya melihat pihak Dinas Pendidikan Provinsi Kepri sudah cukup terbuka dan sangat transparan dalam hal proses penetapan daftar penerima beasiswa.

Apakah kawan – kawan mahasiswa pernah memikirkan masalah adek-adek kita yang di SD, SMP ataupun SMA sederajat???

Bicara masalah biaya sekolah memang sudah gratis, tapi gimana dengan masalah transportasi dan kelengkapan sekolah mereka?

Ini lah hal yang miris kita dengarkan di provinsi yang kita cintai ini. Tidak sedikit bukti nyata yang saya lihat dilapangan bahwasanya dana beasiswa bukan hanya untuk biaya kuliah, namun jadi ajang ganti barang –barang baru bagi para mahasiswa. Contohnya seperti HP baru, Laptop baru dan semua hal – hal kebutuhan yang lain yang bukan bersifat untuk kepentingan perkuliahan, ini sudah menyimpang dari pada maksud dan tujuan pemberian beasiswa tersebut. Walaupun terkadang tidak sedikit yang memang diperuntukan untuk kepentingan perkuliahan.

Dalam kesempatan ini, saya sangat mengharapkan kawan – kawan mahasiswa lebih jeli dan serius dalam menyikapi permasalahan ini, jangan hanya karena kepentingan pribadi, rela mengorbankan kepentingan banyak orang dan pihak pemerintah harus tegas dalam menetapkan nama – nama mahasiswa yang memang benar – benar berhak untuk mendapatkan beasiswa. Bukan berdasarkan ketakutan atau kedekatan, melainkan berdasarkan untuk pemanfaatan peningkatan Sumber Daya Manusia masyarakat Provinsi Kepri.

 

Oleh : EDI CINDAI ( KETUM CINDAI KEPRI )

 

suprapto

Read Previous

Kepri Juara III MTQ Nasional

Read Next

Beasiswa Kepri, Keadilan Setengah Hati