Semangat Harkitnas di Era Globalisasi

Fendy Hidayat, ST

Pengiat Lembaga Kajian Pembangunan Perbatasan

Sebelum abad ke 20, pola perjuangan kita bersifat kedaerahan dan masih menggunakan kekuatan fisik dengan otot yang dipertaruhkan. Dan ketika memasuki tahun 1908, melalui kebijakan Politik Etis yang diciptakan Belanda memberikan dampak yang luar biasa pada pola pergerakan kita, ditandai dengan berdirinya Organisasi pertama dengan struktur modern yang bernama Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta.

Pergerakan yang dilakukan oleh organisasi Boedi Oetomo telah menginspirasi tokoh-tokoh pemuda di negeri ini. Pola pergerakan yang awalnya bersifat kedaerahan, berubah menjadi pergerakan intelektual dengan mendirikan organisasi skala besar.

Namun, diera globalisasi sekarang ini, apakah pola perjuangan masih sama dengan pola perjuangan dengan mendirikan organisasi sekala besar ?

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Globalisasi juga menyuguhkan pesatnya perkembangan teknologi, teknologi kini telah mengambil peran penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan teknologi kini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, dan tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan teknologi itu sendiri. Perkembangan teknologi juga melahirkan banyak media online, social network  yang bermanfaat dalam memperluas dan mempercepat pertukaran ide dan komoditas lebih dari jarak luas.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas.

Lahirnya media sosial juga telah memberikan warna baru dalam dunia pergerakan, Revolusi di Mesir menjadi bukti nyata bagaimana peran situs jejaring sosial menjadi sarana dalam berkomunikasi dan menyampaikan gagasan-gasan intelektual, ketika itu rakyat Mesir dengan menggunakan ponsel dan media sosial seperti Facebook, Twitter dan situs jejaring social lainnya untuk berkomunikasi.

Jadi dengan semakin berkembangnya teknologi, pola pergerakan di Indonesia harus mengalami pembaharuan, dengan memanfaatkan teknologi, pergerakan kita akan semakin efektif. Seperti yang disampaikan Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Baswedan dalam acara Indonesia Young Changemakers Summit (IYCS) menyatakan, “Zaman sekarang sudah berubah, Gerakan pemuda saat ini berbeda dengan gerakan zaman dahulu, Saat ini para pemuda tidak perlu mendirikan organisasi berskala besar. Pertukaran ide gagasan dapat dilakukan lewat sosial media, jadi tidak perlu wadah atau organisasi besar.”

Admin Isu Kepri

Read Previous

GMNI Ajak Kader untuk Membangun Bangsa

Read Next

Hilang, Plat Besi Bernilai Miliaran