Mengulas Gagas Harkitnas

Cris Topan, AMK
Staff Ahli Kajian Strategi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia –
Forum Komunikasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (FORKOM IPEMARI) se Indonesia.

Apalah tanda batang putat
Batang putat bersegi buahnya
Apalah tanda orang beradat
Orang beradat tinggi marwahnya

Bahagianya hati ini, kami yang terlahir dan besar di tanah melayu. Membuat proses tumbuh-kembang pribadi kami menjadi kuat, menjadi pribadi pemuda yang kokoh dan senantiasa ingin belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi generasi baru, yang nantinya akan meneruskan tampuk kepemimpinan Bangsa Melayu di Negeri kita yang besar ini.

Tidak sedang menyombongkan diri, atau melebihkan eksistensi anak-anak Bangsa Melayu. Tetapi memang demikianlah adanya, kami tumbuh dan berkembang bersama di kehidupan Islami yang telah ter-metamorfosa di dalam adat yang menjadi warna indah dalam keseharian kami.

Sampai kapan-pun, selama masih ada bujang-dara melayu yang mencintai budayanya dan menjalani hidup berdasarkan Adat Melayu yang bersandikan Syara”‘ dan Syara”‘ yang bersandikan Kitabullah. Maka selama itu pula Negeri Melayu ini akan terjaga ketentramannya. Kenapa demikian? tentunya kami tidak asal bicara.

Masih ingatkah kawan dengan “Gurindam Dua Belas, Gubahan Raja Ali Haji” yang merupakan karya sastra tinggi itu? Disana dimuat nasihat-nasihat tentang kehidupan yang sangat dalam maknanya. Demikianlah gambaran adat Bangsa Melayu yang senantiasa berpedoman pada Kitabullah.

Berkaca dari pencapaian generasi pendahulu yang telah mengukir sejarah dalam mempersatukan Negara Indonesia. yang dimulai dari sebelum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bangsa Melayu telah pun memberi kontribusi besar dalam usaha mempersatukan kita.

Saat Bahasa Melayu kemudian menjadi benih dari lahirnya Bahasa Indonesia. Yang mempersatukan banyak suku dan keanekaragaman budaya dan bahasanya di Negara kita yang besar ini.

Bahkan sampai dengan sekarang, saat Negara kita telah merdeka. Bangsa Melayu masih saja memberi kontribusi yang tidak sedikit bagi pembangunan Bangsa Indonesia.

Betapa tidak!? Kekayaan alam berupa hasil laut, pertanian dan hutan lindung yang dirambah sedemikian rupa, kemudian sumber daya mineral yang disedot dari bumi Negeri Melayu ini, untuk dijadikan pendapatan Negara, tentunya tidak dapat dipandang sebelah mata oleh siapapun yang menghirup udara kebebasan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tetapi, meski pun demikian, ternyata masih banyak ketimpangan dan kezaliman yang diterima oleh anak keturunan Bangsa Melayu dari pemerintah yang seharusnya mengayomi kami sebagai Anak Bangsa, dengan cara yang terhormat pula. Bukannya menampikkan keberadaan kami, dengan menetapkan aturan-aturan yang malah membuat kami sengsara dalam menjalankan hidup di Negara ini.

Jika kita tidak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Jika kita tidak bersalah
Jangan takut ditentang orang

Memang, kami senantiasa dinasihati oleh orangtua kami untuk senantiasa berbuat baik tanpa mengharap imbal jasa. Itu pun telah kami lakukan sedemikian rupa dalam kehidupan kami sehari-hari. Tetapi hal itu tentunya tidak dapat dijadikan alasan agar kami hanya berdiam diri, tanpa berikhtiar dalam menuntut keadilan dari kebijakan pemerintah yang menjalankan amanah yang telah kami percayakan selama ini.

Sungguh sangat besar harap dan asa yang kami impikan, sebagai anak Bangsa Melayu yang berada di perantauan dan menjalankan sunnah peradaban dengan menuntut ilmu pengetahuan. Apalagi jika mengingat marwah Bangsa Melayu yang akhir-akhir ini sudah semakin tercoreng oleh perbuatan oknum beberapa Pemimpin Negeri, harap dan asa itu seakan menggelegak, memanas. Karena ke-tidak-ikhlas-an kami terhadap perilaku destruktif yang dipertontonkan oleh orang-orang yang semestinya mengajarkan hal baik kepada generasi muda, orang-orang yang seharusnya menjadi figur yang dapat di tiru perilakunya sebagai Wakil Rakyat.

Begitulah kiranya, Forum Komunikasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (FORKOM IPEMARI) se Indonesia. Yang merupakan organisasi pengampu amanah kaum terpelajar (mahasiswa) asal Riau yang menuntut ilmu pengetahuan diluar Provinsi Riau. Sebagai wadah silaturrahmi dari seluruh Organisasi Pelajar Mahasiswa Riau di seluruh Indonesia, FORKOM IPEMARI senantiasa mencoba memberi andil dalam dinamika sosial yang berlangsung di Provinsi Riau, maupun di tingkat Nasional.

Banyak agenda besar Riau yang selayaknya kita perhatikan bersama, penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012 ini, misalnya. Selain sebagai hajatan Nasional para olahragawan se Indonesia, kegiatan ini juga dapat mengangkat Marwah Bangsa Melayu di mata masyarakat awam lainnya.

Namun sayang, belum lagi hajatan besar ini terselenggara, namun cobaan dan rintangan sudah lebih dahulu menghampiri dan coba menggoda ketabahan panitia penyelenggara kegiatan. Misalnya, kasus suap penetapan anggaran PON XVIII tahun 2012 di Riau, yang sekarang sedang dalam proses penyidikan.

Sungguh, semua itu terasa sangat menyesakkan. Lantas apa yang harus kita lakukan saat ini, setelah semuanya berlalu? Tentunya waktu takbisa diputar ulang. Kita hanya bisa mendulang emas di antara kerikil dan pasir kehidupan masa lalu. Yakinlah bahwa proses yang penuh kesulitan hanya membutuhkan penataan yang apik. Bersikaplah wajar selayaknya orang dewasa yang beradab. untuk mengubah semuanya, tentu bukan hal yang mustahil. Percayalah, masih ada waktu untuk berbenah dan memperbaiki.

Apalah tanda padi berbuah
Lebatlah tangkai daunnya subur
Apalah tanda negeri bertuah
Rakyatnya damai hidupnya makmur

Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang direbut dengan darah pejuang, tentu harus di isi dengan pembangunan segenap lapisan masyarakat, termasuk pemuda. Agar Bangsa Indonesia dapat tumbuh sebagai Bangsa yang kuat serta mampu bersaing dengan Bangsa-bangsa lain di kancah pergaulan internasional, sehingga Bangsa ini tidak kembali terjajah.

Mendiang mantan Presiden pertama Indonesia (Bung Karno), pernah berpesan, bahwa penjajahan akan terus ada di muka bumi dalam berbagai bentuk imperialisme baru. Mulai dari imperialisme ekonomi hingga imperialisme politik dan budaya. Bangsa yang kuat akan cenderung menjajah yang lemah dan Negara yang lemah akan cenderung takluk dalam genggaman Negara adikuasa.

Karenanya, dalam menghadapi berbagai bentuk imperialisme baru. Maka, memandirikan Bangsa agar tetap dapat terus berdiri sama tegak dan duduk sama datar (sederajat) dengan Bangsa-bangsa lain di dunia. Adalah bentuk perjuangan nyata di era kemerdekaan. Bukan dengan senjata, tetapi dengan keunggulan dan kemampuan bersaing dengan Bangsa-bangsa lain di dunia.

Karena kehidupan dan kematian terus berlalu, yang kini hidup kelak akan mati dan di gantikan oleh yang kini masih muda. Maka perjuangan itu mesti diteruskan dalam estafet yang tiada henti.

Jelas, bahwa bakal penerus estafet perjuangan Bangsa itu adalah generasi muda. Pemuda adalah harapan masa depan Bangsa, kata-kata tersebut tentunya bukan sekedar retorika untuk melebih-lebihkan peran pemuda. Sebab di tangan pemudalah masa depan Bangsa berada.

Ketika para pemegang tampuk pemerintahan kelak pensiun, ketika para eksekutif dan professional kelak uzur, ketika para entrepreneur kelak menjadi tua, ketika para pemuka adat sudah tidak lagi sanggup mengingat perjalanan sejarah dan ketika guru sudah tidak sanggup lagi melihat huruf-huruf yang terangkai di dalam sebuah buku. Maka para pemudalah yang nantinya akan menggantikan mereka. kami tidak lagi bisa berkata kaulah sekarang yang berkata. Teruskan, teruskan jiwa kami kata Chairil Anwar.

Kondisi masa depan Bangsa sangat bergantung pada kondisi kaum muda saat ini. Jika saat ini mereka kurang baik, kemungkinan akan tidak baik pula Bangsa ini dimasa depan. Jika kualitas Sumber Daya Manusia Pemuda Indonesia lemah, maka di masa depan, Bangsa Indonesia pun harus siap kalah. Tetapi jika mereka (kaum muda) dapat tumbuh dan berkembang sebagai bibit unggul yang memiliki daya saing tinggi, maka Bangsa ini mempunyai harapan untuk memiliki masa depan yang gemilang.

Justru karena itu, pemuda perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pembangunan Bangsa. Pernyataan bahwa pemuda adalah pemimpin dan harapan masa depan Bangsa tidak dapat di biarkan berhenti sebatas retorika saja.

Mereka harus digarap dan dipersiapkan sejak saat ini, agar kelak benar-benar mampu tampil sebagai putra-putri pemimin Bangsa yang handal dan mampu memenuhi harapan masa depan masyarakat. Pemberdayaan pemuda perlu dilakukan dengan berbagai cara dan di berbagai sektor pembangunan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas. Sehingga kelak dapat menjadi tokoh-tokoh masyarakat, pelaku bisnis dan dunia kerja yang berdaya saing tinggi, serta jujur dan mandiri, untuk dapat membawa Bangsa ke arah kejayaan. Bukan ke arah keterpurukan.

Adalah tugas bersama pemerintah dan masyarakat untuk membina dan memberdayakan pemuda sejak saat ini. Tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal, tetapi juga lembaga pendidikan non formal. Tidak hanya melalui keluarga, tetapi juga melalui lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kepemudaan yang ada. Jangan salahkan pemuda yang tidak siap menghadapi masa depan, jika kita tidak pernah membina dan memberdayakan mereka secara maksimal.

Jangan salahkan pemuda jika kelak mereka tidak siap memimpin Bangsa dengan cara yang benar, jika kita tidak memberi contoh yang baik dan mempersiapkan serta memberi kesempatan pada mereka untuk belajar memimpin sejak sekarang. Semoga melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, semangat kebangkitan Bangsa Melayu akan senantiasa terjaga, yaitu semangat membangun negeri dengan cara yang baik dan benar, cara yang santun dan beradab.

iwan

Read Previous

Penghemat BBM Hingga 40% yang Ramah Lingkungan

Read Next

350 Personil Amankan Pilwako