BKKBN Resmikan Pelayanan KB Rumah Sakit

TANJUNGPINANG, IsuKepri.Com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepri meresmikan Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri. Peresmian PKBRS RSUP Kepri dilakukan oleh Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, BKKBN Pusat, dr. Wicaksono, M.Kes, kemarin.

Kepala BKKBN Provinsi Kepri, Sunarto menyatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan tim jaga mutu se-Indonesia yang dilaksanakan pada Maret 2012 lalu. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pengelolaan KB yang sesuai Standar Operasional (SOP) di Rumah Sakit, baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta.

“Peresmian PKBRS RSUP Kepri ini juga untuk meningkatkan jumlah keikutsertaan ber-KB pasca keguguran dan pasca kelahiran melalui Jaminan Persalinan (Jampersal),” katanya kepada IsuKepri.Com.

Dalam peresmian itu, juga dilaksanakan kegiatan pertemuan tim jaga mutu dan medis teknis yang diikuti 35 utusan dari masing-masing Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta se-Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu, kegiatan juga dihadiri beberapa instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Ketua IBI Kepri, Ketua IDI Kepri, SKPD KB, Jamsostek wilayah Batam I, Jamsostek Wilayah Batam II dan beberapa instansi terkait lainnya. Dengan jumlah keseluruhan peserta dan undangan mencapai 60 orang.

Sementara itu, Wicaksono menyatakan bahwa pertemuan ini sangat strategis dan penting. Karena membahas dengan seksama mengenai upaya-upaya untuk menurunkan angka kelahiran di Indonesia melalui penguatan PKBRS.

“Semoga pertemuan ini dapat meningkatkan komitmen serta rekomendasi  kepada kita semua dalam rangka  mengejar pencapaian target MDGs ke-5 (MDG 5a) tahun 2015,” katanya.

Wicaksono menjelaskan, penurunan angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator keberhasilan MDG 5a. Di Indonesia, kecendrungan penurunan AKI dapat dilihat dari periode 1990-1994 dengan AKI 390/100.000 kelahiran hidup, yang kemudian turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup pada survei periode 1993-1997 dan menjadi 307/100.000 pada 2003.

Survei terakhir menunjukkan AKI di Indonesia adalah 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh dari target MDG 5a untuk Indonesia yakni 102/100.000 kelahiran hidup. Sehingga, walaupun AKI di Indonesia terus menurun, Indonesia diperkirakan tidak akan mencapai target MDG 5a pada 2015.

“Kematian ibu lebih tinggi pada populasi dengan karakteristik tinggal di daerah pedesaan atau terpencil, tingkat pendidikan ibu yang  rendah dan tingkat pendapatan yang rendah. Selain itu, hampir seperempat dari seluruh kelahiran (22.7%) di Indonesia tidak mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan terlatih,” ungkapnya. (eki)

iwan

Read Previous

Direct Promotion Palembang 2012

Read Next

Seminar Kesadaran Bela Negara Untuk Meningkatkan Cinta Tanah Air