BATAM, IsuKepri.Com — Meski sering terjadi persoalan terkait hubungan industrial, namun Batam masih dianggap daerah yang menjanjikan bagi investor asing. Hal ini ditandai dengan kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia, Scot Marciel didampingi Dubes AS untuk Singapura, David Adelman ke Batam, Senin (14/5/2012).
Kunjungan Dubes AS, Scot Marciel dan David Adelman diterima langsung Gubernur Provinsi Kepri, Muhammad Sani di Graha Kepri. Kedua Dubes AS ini juga membawa serta Kadin AS serta 16 pengusaha perusahaan AS yang berminat menanamkan dan melakukan ekspansi perusahaannya di Batam.
Kami melihat Batam sebagai tempat yang peluangnya besar sekali. Beberapa perusahaan AS sudah melakukan investasi di sini, termasuk Catterpillar dengan nilai investasi sebesar US$150 juta, ujar Scot Marciel.
Scot Marciel menilai rangking kemudahan berinvestasi di Indonesia berdasarkan Bank Dunia yang berada di peringkat 128 pada tahun lalu mempengaruhi pandangan investor AS untuk berinvestasi di Indonesia. Sehingga tidak banyak investor AS yang menanamkan investasinya di Batam.
Meski demikian, secara keseluruhan investasi AS di Indonesia merupakan yang terbesar kedua pada tahun lalu. Tercatat pada tahun lalu, investasi AS di Indonesia mencapai US$1,5 miliar.
“Batam memiliki infrastruktur bagus,” ujarnya dalam rangkaian kunjungan ke Batam di Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Menurut Scot Marciel, banyak hal menguntungkan untuk berinvestasi di Batam, dengan insentif dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB). Batam dinilai tepat untuk pengembangan industri manufaktur.
Sementara itu, Muhammad Sani menyatakan, pemerintah menawarkan beberapa peluang usaha kepada pengusaha AS, seperti industri minyak dan pendukungnya. Di Batam terdapat sekitar 17 perusahaan Amerika Serikat, satu yang terbesar adalah perusahaan yang bergerak pada minyak, gas bumi dan pendukungnya, McDermott.
“Kami ingin meraup sebanyak-banyaknya investor,” ujarnya. (eki)
